Terms & Definitions in NSI
1. Isshin Tai E / Is syin tai e : percaya memperoleh prajna
2. Syin Gyo Gaku : Percaya (syin), pelaksanaan (gyo) dan belajar (gaku)
3. Nai Kun Gego : Pembangkitan dari dalam dan perlindungan dari luar
4. Syin Ge Bon : percaya dan memahami/mengerti; Syin-Gyo Bon: Percaya dan senang
5. Gampon no mumyo : Pemutus kegelapan pokok jiwa (kegelapan dasar pokok)/kesesatan yang tidak jelas dari dasar pokok jiwa/menghancurkan kesesatan pokok jiwa
6. Syokusyin jobutsu: mencapai kebuddhaan dengan badan apa adanya
7. Mon shin kai jo shin sha zan (7 pusaka) : mendengar (mon), percaya (shin), menjaga pantangan (kai), menetapkan/menekadkan hati (jo), bergiat maju/menjalankan pertapaan (shin), menyumbang jiwa raga/membuang keterikatan hawa nafsu (sha), bertobat/meninjau diri (zan)
8. Paranirmita – vasavartin : kegembiraan yang dapat mengatur dan menggerakkan orang lain sesuai kehendak diri sendiri
9. Kokudo: Tempat belajar/pembabaran
10. Hon in myo (sebab pokok gaib) : memecahkan seluruh akibat masa lampau yang terdapat di dalam sekejap jiwa masa sekarang dan membuka sebab kebahagiaan kekal abadi di masa mendatang (Percaya dengan hati/kata-kata buddha)
11. Shibu, ciku, han, umi : Daerah, cabang, anak cabang, ranting
12. Triyana : sravaka, pratekyabuddha, boddhisattva
13. Syujo syo yuraku : bermain-main bersuka ria (tempat umat manusia bermain bersenang-senang)
14. Hosyaku kempon : menanggalkan ajaran/pandangan sementara dengan mewujudkan pandangan sesungguhnya
15. Iki ci en: satu bakat satu jodoh
16. Ji no icinen sanzen : icinen sanzen fakta nyata/icinen sanzen kenyataan
17. Jigyo: pelaksanaan/pertapaan untuk diri sendiri
18. Keta : pelaksanaan/pertapaan untuk orang lain
19. Omamori gohonzon: gohonzon ukuran kecil yang bisa/dapat dibawa kemana-mana
20. Kempon onju: wujud pokok dari jiwa yang kekal
21. Syudatsu sotai : Perbandingan ajaran pembibitan dan pemanenan
22. Kyoci myogo: kemanunggalan mutlak suasana dan prajna di dasar jiwa/kemanunggalan mutlak antara prajna buddha dan hakikat hukum alam semesta
23. Kai, jo, e : Sila, samadhi, prajna (Ketiga ajaran)
24. Nyorai himitsu jin zu syi riki : keinginan hati Niciren dan sejenisnya sekarang adalah membuka kesadaran badan sendiri, sehingga tercapai kesadaran buddha dalam badan apa adanya, ini disebut sebagai rahasia buddha dan kekuatan gaibnya
25. Ingyo : Pertapaan sebab (segala pertapaan yang menjadi sebab dari pencapaian kesadaran buddha)
26. Katoku : Pertapaan akibat/kebajikan akibat (segala kebajikan yang diperoleh sebagai akibat pencapaian kesadaran buddha)
27. Mugi wasshin : gohonzon mutlak tidak ada kesalahan (kepercayaan yang sesungguhnya)/tidak ada keragu-raguan sama sekali adalah yang dikatakan”percaya”
28. Syinjin soku sekat: syinjin adalah hati kepercayaan
29. Zuiho bini : zuiho berarti mengikuti zaman dan adat istiadat (menyesuaikan dengan daerah dan waktunya), bini berarti vinaya/sila
30. Yo butsu nai no kujin syoho jisso : hanya buddha dan buddha yang mengerti
31. Inga guci : semua sebab akibat langsung terjadi (sebab akibat yang sesaat)/kumpulan hal-hal yang dilakukan pada waktu-waktu saat ini ; inga iji (sebab akibat lain saat)
32. Akucisyiki : Jodoh/pengaruh buruk/hikmat buruk
33. Zencisyiki : Jodoh/pengaruh baik/hikmat baik
34. Zuiji-i no seppo: Saddharmapundarika sutera merupakan pembabaran kesadaran buddha sakyamuni yang terunggul
35. Gonjice sotai : Perbandingan ajaran sementara dengan sebenarnya
36. Kaisan ken ici: membuka tiga dunia mewujudkan satu dunia/membuka triyana mewujudkan ekayana
37. Onggikuden: Ajaran tertulis (ajaran-ajaran lisan)
38. Naikan rennen: mengetahuinya dalam hati namun tidak mengutarakannya.
39. Syoho, zoho, mappo: masa purwaka dharma, madya dharma, masa akhir dharma
40. Juruisyu : bibit sejenis; kai-e juruisyu: membuka dan menemukan bibit sejenis
41. Sotaisyu: Bibit lain jenis; kai-e sotaisyu: membuka dan menemukan bibit lain jenis
42. Niji eten: mewujudkan jiwa agung secara nyata adalah berubah, berputar dengan sendirinya
43. Rinju syonen : saat ini adalah saat ajal, saat ajal adalah sekarang (perjuangan yang tidak ada akhirnya)
44. Taido isyin : tampaknya satu badan tetapi hatinya berbeda
45. Itai dosyin : berbeda badan tetapi satu tujuan (tujuan sama walaupun badannya berbeda)
46. Kuon ganjo jijuyohossyin nyorai: kelahiran kembali tathagata sambhogakaya yang menerima dan berfungsi sendiri semenjak masa lampau yang tak berawal; kuon ganjo: masa lampau yang tak berawal
47. Icidaiji inen: sebab jodoh satu fakta sangat penting
48. Syakubuku : menyebarluaskan Nammyohorengekyo (miao-fa-lien-hua-ching), mematahkan perasaan ragu-ragu, meluruskan orang lain/menjalankan pelaksanaan mengajar dan membimbing orang lain
49. Kenzin : orang arif; Syonin gonanji : Arif bijaksana
50. So bace, bece bace, ken bace, myo bace : umum , khusus, nyata, sunyata (4 jenis hukuman)
51. Dwiyana/nijo : Sravaka dan pratekyabuddha; Triyana: sravaka, pratekyabuddha, boddhisattva
52. I syo jo butsu : Satu hidup menjadi buddha (dalam kehidupan kali ini selalu sokusyin jobutsu: mencapai kesadaran buddha dalam keadaan seadanya)/pencapaian kesadaran buddha seumur hidup
53. Nyo i jin e : Tenaga gaib; ten gen ce : bisa melihat hal-hal yang kecil; ten in ce: bisa mendengar suara suara kecil yang jauh; Ta syin ce: bisa mengetahui pikiran orang lain; Se kyu myo ce: Bisa mengetahui masa lalu; No jin ce: Bisa patahkan kesesatan jiwa sendiri ( 6 kekuatan gaib)
54. Syo ji ici daici kecimyaku syo : Hubungan darah antara manusia dengan gohonzon
55. Kimyo : Menyumbang jiwa raga; bersedia menyumbang jiwa raga sendiri dalam menuntut hukum secara berkelangsungan demi mencapai kesadaran buddha dan melestarikan hukum untuk selama-lamanya (Ryobokuju); Kimyo Esyi : melaksanakan hati kepercayaan dengan memasrahkan jiwa raga yang dipusatkan dan diandalkan hanya pada Gohonzon
56. Kyokyu hoyo : sumbangan yang sebenarnya artinya berkeinginan membalas budi dan berterima kasih kepada triratna (sanbo) dari lubuk hati sehingga bersungguh hati dan menyumbang bermacam-macam harta
57. Kendon : Pelit
58. Kokoro zasi : kesungguhan hati (pencerahan)
59. Ga syi do annon : tanahku tenang dan tentram (tanggungjawab untuk kebahagiaan setiap makhluk dan kesejahteraan tanah air)
60. Syaba sekai seppo kyoke: membabarkan ajaran di dunia saha (kemampuan untuk membimbing setiap manusia mencapai kebahagiaan mutlak)
61. Ga yaku i se bu: Aku adalah ayah dari dunia ini (maitri karuna untuk melepaskan setiap manusia dari penderitaan hingga ke akar-akarnya)
62. Syitei funi : kesatuan guru dan murid yang tak terpisahkan (guru dan murid bukan dua)
63. Pundarika : teratai putih; paduma : teratai merah; uppala: teratai biru
64. Cudo icijitsu : jalan tengah tunggal sesungguhnya; cudo jisso (cudo: jalan tengah; jisso: wajah sebenarnya); cudo hosso: wajah hukum jalan tengah
65. Issyin tai-e : percaya yang akhirnya berubah menjadi prajna; Issyin toku nyu: dengan percaya dapat memasuki dan memperoleh prajna
66. Juji soku kanjin : menerima dan mempertahankan adalah kesadaran
67. Gusoku : mencakup keseluruhan; Sosei : hidup kembali; Kai: membuka (3 makna myo/sad/hukum/sadharma) –> membuka kesadaran buddha, menghidupkan kembali semangat, bulat sempurna
68. Gense annon: dalam kehidupan kali ini merasa tenang dan tentram, pada kehidupan akan datang dilahirkan ditempat yang menyenangkan
69. Syiki : diatas sadar; mui syiki : di bawah sadar
70. Muryo muhen : Kurnia dari gohonzon
71. Bonno soku bodai : Hawa nafsu adalah kesadaran
72. San seken : 3 perbedaan (go on seken: perbedaan lima unsur/panca indera; perbedaan manusia/penerimaan/waktu/syujo seken, perbedaan tempat/kokudo seken)
73. Syinkyo hoju shishin guho gosyo: surat mengenai sikap meremehkan diri sendiri tetapi memandang tinggi dharma, serta sikap menyebarkan dharma dengan mengorbankan diri sendiri
74. Nyoto-tokusen gosyo: surat mengenai seseorang yang ingin menyeberang mendapat kapal
75. Kegon, agon, hoto, hannya, hokke nehan : Avatamsaka, agam, vaivulya, prajna, sadharmapundarika dan nirvana (5 periode tientai)
76. Don jin ji : keserakahan, kemarahan, kebodohan (loba, dosa, moha) – Tiga racun (istilah theravada disebut tiga akar kejahatan)
77. Syibun-rice syijiki: 3 jenis pakaian (sogyari: pakaian kebesaran yang dikenakan pada waktu mengunjungi istana/pakaian upacara yang dikenakan pada waktu upacara ajaran hukum dan sebagainya; utara-syo: pakaian luar, pakaian biasa yang dikenakan pada waktu bertapa; anda-e: pakaian tengah, yaitu pakaian sehari-hari)
78. Onsyitsu/onsyice : dendam dan irihati (membenci dan iri hati kepada orang yang melaksanakan hukum buddha yang sebenarnya serta menjalankan ajaran dengan tepat)
79. Fangsen: melepaskan makhluk hidup
80. Zuita-i : ajaran yang disesuaikan dengan bakat dan kemampuan umat pendengar
81. Zuiji-i: Ajaran yang menerangkan kesadaran sang buddha sebagaimana adanya
82. Usyitora : im & yang (jam setengah 3 pagi) ; jam setengah 3 sampai jam 4
83. Ekabuddhayana: satu kendaraan tunggal buddha; hakekat kebenaran/dharma yang dapat membina seluruh umat manusia menuju kesadaran buddha
84. Syoho jisso: hakekat sejati kehidupan jiwa (wujud sesungguhnya segala gejala nyata)/wujud sebenarnya dari segala gejala
85. Dana paramita: memberi sumbangan; sila paramita: berpantangan; dhyana paramita: meditasi; kshanti paramita: ketabahan; virya paramita: ketekunan; prajna paramita: kearifan/bijaksana –> 6 paramita
86. I syin toku nyu : dengan percaya dapat menghayati; syinjun: percaya dan mengikuti dengna selaras
87. Nanji : hal yang sukar diperbaiki; noji: hal yang dapat diperbaiki
88. Zen aku funi: teori baik dan jahat yang tak terpisahkan
89. Zasyo icinyo: kesesatan dan kebenaran pada hakekatnya satu
90. Go-in go-ka: teori sebab karma dan akibat karma; shin ku i: badan, mulut, hati (perbuatan, perkataan, pikiran)
91. Esyo funi: teori kesatuan subyek dan lingkungan yang tak terpisahkan (merubah lingkungan dengan cara merubah jiwa kita sendiri)/ kita dan lingkungan adalah satu/subyek dan lingkungan bukan dua
92. Myoho no totai: hukum gaib yang mutlak; totai gi syo: makna badan pokok
93. Jukkai gogu: sepuluh dunia yang saling mencakupi
94. Syujo seken: perbedaan manusia; kokudo seken: perbedaan tempat
95. Ninniku : ketabahan (honin: ketabahan kepada hukum; syonin: ketabahan kepada manusia yang hidup)–> hati yang memiliki ketabahan walaupun diacuhkan dan dipermalukan orang lain
96. Rikuyo: kesungguhan hati; jisso: hakekat sejati/wajah sesungguhnya/wujud sesungguhnya
97. Seho dan bupo: seluruh hukum masyarakat dasarnya hukum buddha (hukum sebab akibat)/kewajaran
98. Syoji soku nehan : Hidup mati adalah nirvana (proses lahir, tua, sakit dan mati itu sendiri telah berubah menjadi suatu kegembiraan yang amat besar.
99. Lima unsur (Goon seken): syki (badan/jasmani), ju (menerima), so (merenungkan/memikir), gyo (tindakan/gerakan), dan syiki (kecenderungan jiwa/kesadaran/hikmat).
100. Perbedaan manusia (Syujo seken)
101. Perbedaan tempat (Kokudo seken)
102. Icinen (secara umum): Perasaan hati yang mendalam, kepercayaan hati yang mendalam, hal-hal yang sering teringat, kurun waktu yang amat sangat pendek/waktu yang amat singkat/perasaan sekejap
103. Icinen adalah waktu yang amat singkat, icinen adalah jiwa sekejap, icinen adalah kesatuan jasmani dan rohani yang tak terpisahkan (syiki syin funi), icinen adalah sumber karma baik maupun buruk, icinen merupakan kesatuan subjek dan lingkungan yang tak terpisahkan (esyo funi), icinen adalah sebab akibat sesaat (in-ga guji), icinen adalah kepercayaan kepada Gohonzon, Icinen adalah Nammyohorengekyo yang terletak di tengah-tengah Dai Gohonzon.
104. Tariki : kekuatan dari luar jiwa; tariki hongan: mengandalkan bantuan dari luar
105. Jiriki : kekuatan dari dalam jiwa/tenaga diri sendiri
106. Rokudo rinen: empat kecenderungan buruk atau masuk di dalam perputaran di antara enam dunia.
107. San-in Bussyo: Tiga sifat penyebab pencapaian kesadaran buddha. hakekat jiwa buddha yang memang terdapat dalam jiwa setiap manusia (syo-in bussyo), prajna untuk menyadari hakekat jiwa buddha (ryo-in bussyo), perbuatan-perbuatan baik yang mengembangkan hakekat jiwa buddha (syo-in bussyo) dengan bantuan atau jodoh prajna yang dimiliki manusia (ryo-in bussyo), dinamakan en-in bussyo.
108. Sansyo: Penyebutan Nammyohorengekyo sebanyak 3 kali (posisi berlutut dengan sikap tangan anjali, menyebut Nammyohorengekyo dan kepala setengah menunduk).
109. Zan (Zan-ge): Bertobat/merasa malu (Zan: tidak membuat dosa/merasa malu atas dosa-dosa diri sendiri/malu terhadap orang lain; ge: membuat orang lain tidak membuat dosa/menyatakan kesalahan diri sendiri untuk menyesali kesalahan)/mengakui kesalahan dan dosa kejahatan yang dibuat pada masa lalu atau tidak mengulanginya kembali.
110. Sandaihiho: Tiga hukum rahasia agung (Honmon no honzon : Mandala pusaka pemujaan ajaran pokok sadharmapundarika sutera yakni Gohonzon; Honmon no daimoku: Mantera agung ajaran pokok sadharmapundarika sutera yakni Nammyohorengekyo; Honmon no kaidan: Altar sila ajaran pokok sadharmapundarika sutera).
111.Jigoku-kai (Neraka; alam derita), Gai-kai (kelaparan/kelobaan; alam yang menguasai orang dengan kerakusan),Chikusho-kai (kebinatangan; alam yang menyebabkan orang dikuasai oleh naluri-nalurinya), Shura (kemurkaan; alam yang menguasai orang dengan sifat persaingan), Nin-kai (kemanusiaan atau ketenteraman; keadaan biasa dari hidup), Ten-kai (surga atau sukacita; alam kebahagiaan), Shomon-kai (sravaka; alam orang yang merasakan kebahagiaan berilmu/pengetahuan),Engaku-kai (penyerapan/penciptaan; alam kejiwaan di mana orang menghargai kesenangan penciptaan), Bosatsu-kai (bodhisattva; alam yang menginginkan kebahagiaan bagi orang lain), Bukkai (tidak noda (bebas, kuat, suci, tenang); alam ke-Buddha-an).
112. Tiga makna MYO (Gaib) : membuka, bulat sempurna dan hidup kembali
113. I syin toku nyu : dengan percaya dapat memasuki kebuddhaan
114. Nyoi Hoju : Permata pengabul segala kehendak
115. Tiga perbedaan: Perbedaan lima unsur (Go on), perbedaan kelompok umat (syujo) dan perbedaan tanah negeri (kokudo)
116. Hon in myo : sebab pokok gaib
117. Hon-in : sebab pokok
118. Hon-ga : Akibat pokok
119. Nigo Dokusyi : Timbul hati menuntut kesadaran
120. Nyosetsu : sesuai dengan ajaran sang buddha, mengandung pengertian: orang yang mengajarkan dan hal yang diajarkan. Hal yang diajarkan adalah Myohorengekyo. Orang yang mengajarkan adalah sang pendiri ajaran, yaitu Niciren Daisyonin. Maka, satu huruf setsu (ajaran) adalah honzon manusia dan honzon hukum. Syugyo (pertapaan) berarti, menjalankan pertapaan penyebutan daimoku. karena kita percaya, kita dapat melaksanakan. ini adalah daimoku yang mencakup kepercayaan dan pelaksanaan. Oleh karena itu, dua huruf : Syu-gyo (pertapaan) adalah honmon no daimoku (mantera sejati). sedangkan tempat dimana disemayamkannya honzon (pusaka) ini adalah honmon no kaidan (altar sejati)
121. Juji soku kanjin : menerima dan mempertahankan adalah kesadaran
122. Kanjin : menghayati perasaan jiwa sendiri ( sungguh-sungguh percaya Gohonzon) dan melihat dunia 10 hukum (sungguh-sungguh menyebut dan melaksanakan sadharma); Kyoso: Ajaran yang teoritis bertahap (mempelajari dan menyelidiki keadaan sebenarnya kata-kata harfiah kalimat sutra dan sastra secara jujur, taat, obyektif dan ilmiah.
123. Issyin : sekejap perasaan jiwa/menyadari sekejap perasaan jiwa
124. Joju fuhen : teori sesungguhnya selalu menetap dan tidak berubah
125. Hossyaku kempon : buddha pokok (hon-buce) dimasa akhir dharma/menanggalkan pendirian sementara dan mewujudkan pendirian sesungguhnya
126. Nyuwa ninniku: jubah ziarah ketabahan (nyuwa: hati yang luwes dan tulus menerima dan mempertahankan hukum sejati; ninniku: meskipun menerima hinaan, direndahkan, atau diremehkan seperti apapun juga, tetap tabah dan bertahan)
127. Tonkyo: ajaran yang langsung dan menerangkan kesadaran. Enkyo : Ajaran yang bulat sempurna; tonkyo icijo: hukum pembabaran langsung ekayana
128. Don jin ji man gi : lima racun (keserakahan, kemarahan, kebodohan, keragu-raguan, kesombongan)
129. Ullambana (urabon) : upacara persembahan serta mendoakan demi kebahagiaan arwah orang-orang yang telah meninggal dunia (Ullam: tergantung terbalik; Bana: wadah untuk mengisi sesuatu). Arti lain Ullambana : Penyelamatan
130. E ho fu e nin : ikuti hukumnya, jangan ikuti orangnya
131. Syozen : sebelum pembuktian; Kigo: sesudah pembuktian (dua macam stupa pusaka). Sebelum pembuktian adalah ajaran syakumon dan sesudah pembuktian adalah ajaran honmon
132. Mon syin kai jo syin sya zan (tujuh pusaka): mendengar, percaya, menjaga pantangan, menekadkan diri, menjalankan pertapaan, membuang keterikatan hawa nafsu, meninjau diri
133. Ci : prajna, penerangan dan perwujudan diri sendiri (jitai kensyo)
134. Kyoci myogo: manunggalnya suasana dan prajna
135. Syakumon : ajaran bayangan; honmon : ajaran sejati/sebenarnya
136. Rissyo ankokuron : penegakan hukum sakti untuk mensejahterakan negara/menentramkan negara dengan menegakkan filsafat yang benar
137. Obaitori: keunggulan atau keistimewaan
138. Dosyu Syogi: pengoncangan/penggoyahan keterikatan dan menimbulkan keragu-raguan
139. Trikaya/sanjin (tiga badan buddha): dharmakaya/hosshin (inti hakikat dari hukum alam semesta/keTuhanan yang sifatnya adalah maitri karuna), sambhogakaya/hoshin (aspek sunyataNya), nirmanakaya/ojin (aspek yang nyata dari keTuhanan)
140. Soku Syin Jobuce : Pencapaian kesadaran buddha dalam keadaan seadanya
141. Hijo : tak berperasaan; ujo: jiwa berperasaan
142. Kuon ganjo : asal muasal/masa lampau yang tidak berawal
143. 6 (enam) pertapaan penyempurnaan diri: dana paramitha (menyumbang), sila paramitha (mempertahankan pantangan), kshanti paramitha (ketabahan), virya paramitha (daya juang), dhyana paramitha (bermeditasi), prajna paramitha (kearifan terunggul)
144. Syoten zenjin : dewa-dewa penolong (unsur baik)
145. Gampon ho hossyo : sifat dari dasar pokok jiwa (kesadaran pokok jiwa)
146. Sioho jisso : segala gejala (wujud kebenaran sesungguhnya)
147. Kanpo : mengamati dharma
148. Honmacekukyoto : dasar pokok hingga akhir pada hakikatnya sama/satu (hon:dasar pokok; mace:hakikatnya adalah sama)
149. Nizen : ajaran sementara
150. Issyin: sepuluh dunia tercakup dalam perasaan sekejap
151. Jisso : seluruh hukum kemasyarakatan sama sekali tidak bertentangan dengan wujud kebenaran sesungguhnya
152. Hokke syuyo syo: inti hakikat saddharmapundarika sutera
153. Eho : Subjek; Shoho : lingkungan
154. Jihi : Welas asih/maitri karuna
155. Shojin/Wirya : pelaksanaan pertapaan secara terus menerus (sho: tidak tercampur; jin:pelaksanaan terus menerus)
156. Daimoku : judul sutera/menyebut Nammyohorengekyo berulang-ulang
157. Hobenpon : upaya kausalya; juryohon: panjangnya usia sang tathagata
158. Shozen : sebelum pembuktian; kigo : setelah pembuktian
159. Maitri karuna : keinginan untuk mencabut kesulitan orang lain dan memberi kebahagiaan padanya)
160. Shosin: hati yang awal (seluruh penganut di dalam masa akhir dharma); goshin: hati belakang (suatu suasana jiwa yang memiliki pengetahuan ataupun kesadaran sesudah menjalankan pertapaan agama buddha selama jangka waktu yang panjang)
161. Kuon jitsujo: uraian dari sang buddha sakyamuni dalam bab XVI saddharmapundarika sutera (panjang usia sang tathagata), bahwa beliau sebenarnya sudah mencapai kesadaran buddha pada masa lampau 500 jintengo yang amat jauh
162. Shiki Shin Funi : keadaan jiwa yang sebagaimana terwujud pada jasmani dan keadaan jasmani mempengaruhi rohani
163. Ji O Ki Ho : Waktu, perilaku, bakat, hukum (4 makna dari kanjin ho honzonsho/objek pemujaan untuk pencapaian kebuddhaan)
164. Kengo : kokoh, perkasa dan pasti
165. Avidya : pandangan yang sesat
166. Namu/kimyo: pasrah/hati yang menghormati atau keinginan hati untuk mengikuti
167. Daimoku : Judul sutera/mantera agung (menyebut Nammyohorengekyo berulang-ulang)
168. Gongyo : Pelaksanaan yang tekun/membaca sutera
169. Syoho : saddharma/myoho; zoho : pratirupadharma; mappo : akhir dharma/pascimadharma
170. Gense annon gosyo zensyo: masa sekarang tenang dan sejahtera, masa akan datang akan dilahirkan ditempat yang baik
171. Kempon onju: dengan wujud pokok dari jiwa yang kekal
172. Iki Ici En : Satu bakat satu jodoh
173. Hokke syakubuku hagon monri : mematahkan dan memecahkan teori sementara, hanya menerima satu teori saddharmapundarika sutera
174. Mugi waku syin: sama sekali tidak ragu-ragu merupakan kepercayaan yang sesungguhnya
175. Ji no icinen sanzen: Icinen sanzen fakta nyata
176. Honzon: Pusaka pemujaan/badan pokok
177. Kai Jo E : Sila (kemoralan) contohnya ucapan benar, perbuatan benar, pencaharian benar, samadhi (konsentrasi) contohnya daya upaya benar, perhatian benar, konsentrasi benar, prajna (kebijaksanaan) contohnya pengertian benar dan pikiran benar
178. Gridhakuta : tanah buddha
179. Ninpo Ikka : Kemanunggalan manusia dan hukum/kesatuan manusia (buddha) dan dharma/kesatuan manusia dan hukum yang tidak terpisahkan
180. Syudatsu syotai : Perbandingan ajaran pembibitan dan pemanenan
181. Ga hon gyo bosatsu do : saya pada pokoknya melaksanakan jalan keboddhisatvaan
182. Ihai : papan nama untuk orang yang telah meninggal
183. Syo ren in : pundarika sejati
184. Ryojusen / jakko: tanah buddha (dunia buddha)
185. Jukai gogu (jikkai goku) : sepuluh dunia yang saling mencakupi
186. Butsui butcoku : kehendak dan amanat buddha
187. Ninniku : Menjalankan pelaksanaan tabah dan tahan
188. Fuji syaku syinmyo : rela menyerahkan jiwa dan raga untuk bertemu dengan buddha/bertapa tanpa menyayangi jiwa raga
189. Kusi icigon : sembilan kali pikir, sepatah kata
190. Zekyo Tensya : orang yang mempertahankan sutera ini
191. Uno Jyuji : Sungguh-sungguh menerima dan mempertahankan
192. Gento nise : sekarang dan akan datang
193. Noji : orang yang sungguh-sungguh mempertahankan
194. Tenjukyoju: dosa berat diterima menjadi ringan (hukum yang merubah karma berat dan menerimanya dengan ringan)
195. Iga ryo syujo toku nyu mujodo soku joju busyin : bagaimana seluruh umat manusia dapat mencapai jalan terunggul dan segera dapat mencapai buddhakaya
196. Jo raku ga jo : empat kebajikan/kekuatan atau karakter dari buddha (tenang, bebas, kuat, suci)
197. Issyo Fussyo : dalam satu kehidupan mengikuti buddha, sehingga mendapat tingkat kebuddhaan dan bodhisattva yang membantu buddha
198. Kuon jitsujo : hukum ini merupakan hukum pencapaian kesadaran di masa lampau yang amat jauh
199. Onsyitsu : patah semangat/kurang memahami ajaran/ pelaksanaan yang tidak berkesinambungan
200. Kaimokusho : surat membuka mata
201. Issyo Jobutsu : pencapaian kesadaran buddha dalam satu kehidupan ini
202. Oesyiki : salah satu upacara besar niciren syosyu sebagai perwujudan esyo funi
203. Ga syi do annon. Tennin jo juman. onrin syo dokaku. syuju ho syogon, hoju ta keka, syujo syo yuraku : tanah-Ku tenang dan tenteram. Senantiasa dipenuhi oleh makhluk-makhluk surgawi. Taman-taman dan banyak istana, dan segala permata idaman. Pohon-pohon yang indah penuh dengan bunga dan buah-buahan. Semua makhluk hidup bersuka ria
204. Soku syin jobutsu : pencapaian kesadaran buddha dalam badan apa adanya
205. Gojukai : upacara pemberkahan/menerima sila (mencegah kesalahan dan menghentikan kejahatan); barulah seseorang menerima gohonzon (upacara gokafu) yang kemudian disemayamkannya pada altar buddha masing-masing.
206. Syin riki dan gyo riki : kekuatan hati kepercayaan (syin riki) dan kekuatan pelaksanaan (gyo riki); ho riki (kekuatan dharma); buce riki (kekuatan buddha)
207. Sangaku : tiga ajaran (Kai: sila; Jo : dhyana, E : prajna)
208. Myo-in : merasakah sebab baik; myo-ka : akibat gaib
209. Nosyo syosyo: umat ingin membuka kesadaran dan menerima kesadaran tersebut
210. Syoju : tingkat tidak akan mundur
211. Kaigon kennon : membuka yang dekat, mewujudkan yang jauh
212. Junyo jisso : wajah sesungguhnya 10 aspek
213. Gojugen : lima susun gaib
214. Juji soku kanjin : menerima dan mempertahankan adalah kesadaran
215. Kongo fue : suasana kebahagiaan mutlak yang kuat tak dapat dihancurkan
216. Hi : rahasia
217. Jikitatsu syokan : langsung mencapai kesadaran
218. Jijuyuhosyin : badan yang menimbulkan prajna untuk digunakan diri sendiri (badan yang menerima suasana oleh diri sendiri dan menggunakannya untuk diri sendiri)
219.Myoji bonpu : waktu manusia biasa mendapat kesadaran
220. Myoji soku : tingkat mendapat kesadaran
221. Kyomyo : suasana gaib; cimyo : prajna gaib; gyomyo: pelaksanaan gaib
222. Honga : mencapai akibat pokok
223. Zuitai : akar bakat umat (rendah, sedang, tinggi)
224. Nosyo syosyo : mewujudnyatakan teori pokok
225. Nin soku ho, ho soku nin : Wujud nyata wajah gohonzon dari manusia adalah hukum, hukum adalah manusia
226. Jisso : wajah sesungguhnya
227. Hanmon : pemutusan hubungan
228. Kibetsu : penganugerahan (ki: catatan ramalan buddha akan pencapaian kesadaran buddha pada masa akan datang; betsu : menunjukkan dengan membedakan wajah dari pencapaian kesadaran buddha pada masa yang akan datang)
229. Ijitsu seigon : ajaran sementara sebagai persiapan pembabaran sesungguhnya
230. Kaigon kenjitsu : membuka ajaran sementara untuk mewujudkan ajaran sesungguhnya
231. Haigon ryujitsu : memusnahkan ajaran sementara untuk menegakkan ajaran sesungguhnya
232. Tiga perbedaan : perbedaan lima unsur (go on); perbedaan kelompok umat (syujo) dan perbedaan tanah negeri (kokudo)
233. Egi hanmon : kalimat perbandingan tergantung makna
234. Dua hukum (Kyo Chi) : Suasana (Kyo), prajna (Chi)
235. Kai ji go nyu syibuciken (tujuan kehadiran buddha sakyamuni) : membuka (kai); mewujudkan (ji); merasakan (go); masuk kesadaran (nyu) dan memasuki empat pandangan buddha (syubuciken)
236. Kosenrufu : hidup dengan penuh arti menimbulkan keinginan kuat yang menyala-nyala mencapai perdamaian dunia/penyebarluasan (mencapai penyelamatan kebahagiaan umat manusia)
237. PK2 : penjaga keamanan dan ketertiban
238. Hobo : pemfitnahan dharma
239. Dasa sila : sepuluh pantangan
240. Ju ji soku ji kai : menerima dan mempertahankan gohonzon berarti mempertahankan sila
241. Kyo Gyo Syo : Ajaran, pelaksanaan dan bukti
242. Bucedan : altar buddha; bucegu : peralatan altar
243. Jinzu syi riki : kekuatan gaib
244. Honbuce : buddha pokok; syakubuce : buddha sementara
245. Honmon : ajaran sejati
246. Montei : makna dasar kalimat; dharma agung yang dirahasiakan dan terpendam di dasar kalimat (montei hichin no taiho)
247. Jince syi riki : kekuatan gaib sang buddha
248. Tennen fudo no ri : kebenaran dan kewajaran alam semesta tak berubah
249. Hossyosyin : raga sifat dharma; riki : kekuatan
250. Kanyu jizai: kekuatan fungsi yang kokoh dan bebas leluasa
251. Ongi kuden: catatan ajaran lisan
252. Gentaku ohonnin : sebaliknya akan menerima akibatnya sendiri
253. Zun en no kofu : zaman sekarang ini merupakan zaman penyelamatan kebahagiaan umat manusia yang selaras dengan kehendak maupun dentaman jiwa manusia yang mendambakan kebahagiaan
254. Chudo Jisso : hakikat jalan tengah
255. Shonin chisanzeji : mengenal ketiga masa (lampau, sekarang dan akan datang)
256. Ichien bodai soyo: Gohonzon yang dianugerahkan kepada seluruh umat manusia
257. Jishin Hossho No Daichi : bumi sifat hukum diri sendiri (suasana kebahagiaan mutlak di mana seseorang telah menyadari jiwa kekal abadi atau dengan kata lain adalah pencapaian kesadaran buddha)
258. Shinge : percaya (shin) mengerti/paham(ge)
259. Fuhen Shinnyo No Ri : teori kebenaran kekal yang tidak berubah-ubah
260. Yaku soyu bon : perumpamaan tanaman
261. Sando : tiga jalan (hawa nafsu, karma, penderitaan); sankan : tiga pengamatan; santai : tiga badan (sunyata, nyata dan hakikat (ku, ke, chu))
262. Kenjiwaku : kesesatan pandangan dan pikiran. (kesesatan pandangan: lima kesalahan pandangan (gorisi) atau lima hal yang membuat pikiran tidak tajam, yakni terikat pada pandangan diri sendiri dan menyayangi badan sendiri (sinken), tidak mempercayai jiwa kekal abadi (henken/tanken), jiwanya terikat pada pandangan sendiri sehingga menjadi sombong, pikiran yang dangkal dirasa sebagai yang sesungguhnya (kensuken), sesuatu yang bukan sebab dirasakan sebagai sebab, yang bukan teori kewajaran dirasakan sebagai teori kewajaran (kaisyuken) dan kesesatan karena tidak mengakui teori hukum sebab akibat ketiga masa (jaken); kesesatan pikiran : lima racun sesaat (godonsi) atau lima hal yang membuat pikiran tidak tajam yakni keserakahan, kemarahan, kebodohan, kesombongan dan keragu-raguan)
263. 12 sebab jodoh : mumyo (tidak jelas), gyo (karma baik dan buruk masa lampau), siki (kecenderungan jiwa), myosyoku (badan dan hati mulai tumbuh), rokunyu (enam akar), soku (sentuhan), ju (menerima), ai (cinta), syu (mengambil), u (ada/suasana sudah terbentuk), sei (hidup), dan rosi (tua dan mati)
264. Goju sotai : lima jenis perbandingan
265. Kaimokusyo : surat membuka mata. arti kata kai (membuka) memiliki 2 makna: menghilangkan dan melihat keterikatan jiwa dengan ajaran diluar hukum buddha, yakni ajaran nizen, syakumon (ajaran bayangan), honmon (ajaran pokok), dan datcaku (sudah dipanenkan) dan lainnya serta keterikatan pada buddha sementara.
266. Iccantika (Issendai): orang-orang yang memfitnah dharma/oran yang tidak mempunyai bakat untuk mencapai kesadaran buddha
267. Ninpo syoretsu : hukumnya unggul, manusianya rendah
268. Ku si ichi gon : sembilan kali berpikir kemudian baru dikatakan
269. Shishin Guho : Semangat mencurahkan jiwa raga demi penyebarluasan hukum agama buddha
270. Hokai Henman: Penuh menyeluruh dan menyebar ke dunia hukum tanpa kurang sedikitpun (di dalam masyarakat umat manusia maupun di dalam segala ribuan gejala alam semesta, Nammyohorengekyo selalu menetap sejak asal mula).
271. Jiju Horaku: Menerima sendiri hukum kesenangan/menerima hukum-Nya sendiri dan merasa senang dan tenang
272. Nyosetsu shugyo-syo: Pelaksanaan sesuai ajaran sang buddha
273. Icien Bodai Soyo: Gohonzon adalah untuk seluruh umat manusia/gohonzon yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia
274. Empat macam isi ajaran adalah: Zokyo (ajaran yang hanya menerangkan kesunyataan); Tsukyo (ajaran yang juga menerangkan hal-hal di luar kesunyataan); Bekkyo (ajaran khusus/ajaran yang hanya ditujukan kepada kaum boddhisatva); Enkyo (ajaran sempurna/ajaran yang bulat sempurna)
275. Empat macam cara pembinaan: Tonkyo (secara langsung menerangkan kesadaran); zenkyo (pembinaan secara bertahap, dari yang rendah menuju yang tinggi); himitsukyo (menerangkan kurnia yang berbeda-beda untuk setiap orang); fujokyo (cara pembinaan/pengkhotbahan yang sedemikian rupa sehingga tingkat penangkapan/pemahaman pendengarnya berbeda satu sama lain)
276. Shin-riki (kekuatan kepercayaan); gyo-riki (kekuatan pelaksanaan); ho-riki (kekuatan hukum); buce riki (kekuatan buddha)
277. Datcaku: Hukum agama buddha pemanenan; Gesyuyaku: Hukum agama buddha pembibitan
278. Jojakko: Tanah Buddha
279. 2 Jenis manusia yaitu hosyin dan mihosyin. Hosyin: yang membangkitkan hati kepercayaan; mihosyin: yang tidak membangkitkan hati kepercayaan
280. Yang membangkitkan hati kepercayaan (hosyin) ada dua jenis, yaitu futai: yang tidak mundur; taidai: yang mundur dari yang besar
281. Enyu no santai: Sadharmapundarika sutera memiliki sifat yang bulat dan sempurna
282. Syoten zenjin: dewa dewi/unsur-unsur positif/perlindungan
283. Zui ta-i: Pembabaran sesuai dengan keinginan bakat umat
284. Kai-e Juruisyu: Membuka dan menemukan bibit sejenis; Kai-e Sotaisyu: Membuka dan menemukan bibit lain jenis
285. Sansho Shima: Tiga rintangan empat iblis (berbagai halangan dan keraguan yang merintangi pertapaan agama Buddha seseorang); sansho: tiga rintangan (bonno sho: rintangan nafsu; go sho: rintangan karma; ho sho: rintangan imbalan); shima: empat iblis (onma: iblis tubuh; bonnoma: iblis hawa nafsu; shima: iblis kematian; tenjima: iblis surga)
286. Eho fu enin: Mengikuti/mengandalkan hukum tetapi tidak mengandalkan manusianya
287. Sanzai shichinan: Tiga bencana tujuh malapetaka/musibah; 3 BENCANA (WABAH PENYAKIT, KELAPARAN, PEPERANGAN); 7 MUSIBAH (SUTERA MANUSENDRA) Musibah kelainan gerakan matahari dan bulan, Musibah kelainan peredaran bintang, Musibah kebakaran, Musibah banjir, Musibah angin besar, Musibah kemarau Panjang, Musibah serangan negara asing dan perang saudara di dalam negeri; 7 MUSIBAH (SUTERA BHAISAJARAJAGURU) Musibah kematian banyak orang karena wabah penyakit, Musibah Serangan negeri asing, Musibah perang saudara di dalam negeri, Musibah kelainan peredaran bintang, Musibah gerhana matahari dan bulan, Musibah hujan dan angin besar yang tidak pada waktunya, Musibah hujan yang tidak turun pada waktunya
288. Atman (aku); nitya (kekal); suddhi (suci); suka (gembira)
299. Sepuluh gelar buddha: Buddha (butsu), tathagata (nyorai), sammyaksambuddha (syohenci), purusadamyasaranthi (jogojobu), sugata (zensei), vidyacaranasampanna (myogyosoku), lokavid (sekenge), sastadevanammanusyanam (tenninsyi), arhat (ogu), lokanathati (seson)
300. Ketai:nyata/jasmani/perbuatan/nirmanakaya (nyoze so); Kutai:sunyata/rohani/prajna/sambhogakaya (nyoze syo); Cutai: inti hakikat/hakikat jiwa/dharmakaya (nyoze tai)
301. Honci nansyi: Hakikat jiwa yang teramat sulit dijangkau oleh pikiran manusia
302. Jukkai honnu joju: sepuluh dunia yang hakiki dan kekal abadi
303. Syi-syin gohon: Empat kepercayaan dan lima bab; 4 kepercayaan menerangkan tahapan kepercayaan para murid semasa hidup sang buddha setelah mendengar pembabaran hukum (1. Icinen syinge: menimbulkan hati kepercayaan berdasarkan kesungguhan hati; 2. Ryakuge gonsyu: menerima dan mengerti makna pembabaran secara samar-samar; 3. Ko-i tasece: setelah percaya dan menerima pembabaran, menerangkan untuk orang lain, 4. Jinsyin kanjo: mencapai hati kepercayaan yang dalam, dapat mengerti dan merasakan pengamatan teori sesungguhnya). Lima bab berarti tahapan cara kepercayaan dan pelaksanaan murid-murid setelah kemosyaan sang buddha (1. Syo zuiki bon: membangkitkan hati yang turut gembira mendengar sadharmapundarika sutera setelah kemoksyaan sang buddha, 2. Dokuju bon: membaca dan menyebut sadharmapundarika sutera, 3. Seppo bon: selain diri sendiri menerima dan mempertahankan, juga membabarkan kepada orang lain, 4. Kenyo rokudo bon: selain menerima dan mempertahankan sadharmapundarika sutera, juga melaksanakan enam paramita, 5. Syogyo rokudo bon: pertapaan pokok yaitu melaksanakan enam paramita)
304. Sanju jokai: tiga pantangan suci bersih (pada masa pratirupadharma/zoho) yaitu menerima seluruh pantangan yang ditetapkan buddha dan tidak menjalankan keburukan, melaksanakan seluruh pertapaan hukum kebaikan, bersungguh hati membimbing umat untuk mendapatkan manfaat.
305. Dosyo dan Domyo: berdiam di bahu seseorang semenjak lahir, dua utusan surga yang mengamati perbuatan seseorang. Mereka melambangkan hukum sebab akibat kejiwaan yang diajarkan dalam agama buddha.
306. Mai Ji Sa Ze Nen: Selalu menginginkan pencapaian kesadaran buddha bagi seluruh umat manusia; mai ji sa ze nen, i ga ryo syujo, toku nyu mujo do, soku joju bussyin: Buddha sendiri selalu membangkitkan hasrat jiwanya, bagaimana agar seluruh umat manusia dapat mencapai jalan terunggul dan segera dapat mencapai buddhakaya
307. Icinen zuiki: Karunia kebajikan dari icinen yang disertai kegembiraan
308. Byodo Dai E: Prajna agung yang adil merata
309. I ga ryo syujo, toku nyu mujo do, soku joju bussyin: untuk membukakan mereka jalan yang sempurna dan dengan segala cara yang memungkinkan, agar mereka sesegera mungkin mencapai kesadaran (arti “mereka”: orang yang berjodoh langsung maupun yang menentang)
310. Kacejo mu ugi: menetapkan hati tanpa ragu-ragu
311. Hon makkukyoto: membangkitkan sifat konsisten (konsisten dari awal hingga akhir)
312. Ihai: papan nama orang-orang yang telah meninggal/simbol; kakoco: nama orang yang telah meninggal dalam satu buku/buku catatan nama-nama dan tanggal orang yang telah meninggal semenjak dahulu
313. Syo buce cie jinjin muryo: prajna para buddha amatlah mendalam dan tak terhingga
314. Ka en jo: memperpanjang karma tetap; jogo emmyo syo: karma tetap dari usia diperpanjang
315. Kyoman: sombong; ketai:malas; keiga: terikat pada pandangan sendiri; sensyiki:berpengetahuan dangkal; jakuyoku:terikat sangat dalam dengan lima hawa nafsu; fuge: tidak mengerti; fusyin: tidak percaya; hinsyiku: menolak hukum dengan dengan berwajah masam; giwaku: ragu-ragu; hobo:memfitnah dharma; kezen:menyepelekan penganut hukum buddha; zozen: membenci penganut hukum buddha; syicezen:iri hati kepada penganut hukum buddha; konzen:dendam kepada penganut hukum buddha
316. Santoku: Tiga kebajikan buddha
317. Onken: Tersembunyi dan nyata
318. Kenyaku: Karunia nyata; Myokaku: Karunia tidak nyata
319. Kenki kenno: doa yang nyata dan jawabannya nyata; kenki myo-o: doa yang nyata tapi jawabannya sunyata; myoki myo-o: doa yang sunyata jawabannya sunyata; myoki kenno: doa yang sunyata tapi jawabannya nyata –> 4 macam doa
320. Monpo Geshu: Pembibitan mendengar hukum; Hossyin Geshu: Pembibitan membangkitkan hati kepercayaan
321. Mujo Hoju Fuju Jitoku: Kumpulan pusaka yang tiada tara nilainya yang diperoleh tanpa dicari
322. Hon-en kai juji: Karunia kebajikan menerima dan mempertahankan sila pokok yang sempurna
323. Syoji icidaiji kecimyaku: Hubungan darah satu hal penting dari hidup-mati
324. Zuien shinnyo no chi: Hikmat sejati yang sesuai dengan segala jodoh lingkungan yang kita hadapi
325. Triloka (sankai): Tiga dunia/dunia yang fana ini (Yoku-kai: Dunia nafsu; Shiki-kai: Dunia jasmani; Mushiki-kai: Dunia non-jasmani/sunyata)
326. Fu ji shaku shinmyo: membalas budi artinya tidak sayang diri/memutuskan 3 kesesatan jiwa (kenji waku (kesesatan pikiran dan pandangan), jinsha waku (kesesatan kenafsuan), mumyo waku (kesesatan jiwa))
327. Shuju ofurumai: Tingkah laku sang Buddha
328. Shu:Pembibitan; Juku:Pematangan; Datsu:Pemanenan
329. Monpo Geshu:Pembibitan mendengar hukum
330. Hosshin Geshu:Pembibitan membangkitkan hati kepercayaan
331. Cekyo: ajaran perantara (selain bekkyo dan enkyo)
332. Kyo Gyo Syo: Ajaran, Pelaksanaan dan bukti nyata
333. Syaba Sekai: Dunia Saha (dunia ini, yang penuh dengan penderitaan. kata sansekerta dari Saha berarti ketabahan. Menurut sutra Hike, dunia saha ini disebut demikian karena manusia di dalam duni ini harus tabah terhadap berbagai penderitaan yang berasal dari ketiga racun dan hawa nafsu keduniawian)
334. Rokudo Rinne/Rokudo Ruten: Samsara perputaran enam dunia (perputaran hidup dan mati yang harus dijalani oleh manusia biasa yang belum mencapai kesadaran di dalam enam dunia: neraka, kelaparan, kebinatangan, kemurkaan/asura, kemanusiaan dan surga. Juga diartikan sebagai penderitaan yang di alami manusia di dunia ini)
335. Myo no syoron: Rejeki yang tak terlihat, tetapi pada satu waktu jelas terlihat (istilah “Percaya adalah myo no syoron“)
336. Nyoze ga mon: Demikian saya dengar (Buddha Sakyamuni membabarkan ajaran-Nya selama 50 tahun. Selama jangka waktu itu banyak sekali ajaran yang di babarkan-Nya. Untuk menggambarkan banyaknya ajaran yang dibabarkan, dikenal istilah “80.000 gudang hukum”. Buddha Sakyamuni sendiri tidak menulis ajaran-Nya. Beliau hanya membabarkan secara lisan. Sutra ditulis oleh para murid-Nya setelah beliau Moksya/meninggal dunia. Murid-murid itu menulis sutra tepat seperti pembabaran yang didengarnya. Pada awal setiap sutra senantiasa tertera “dengan demikian saya dengar (nyoze ga mon)”. Ini berarti sutra yang ditulis itu tidak ada bedanya dengan yang dibabarkan oleh sang Buddha sendiri. Dengan demikian, keabsahan setiap sutra terjamin.
337. Joraku gajo: dalam memperjuangkan nasib manusia kita harus merasa gembira; kenjo gumyo:nasib kelompok atau keluarga
338. Nonin: Tahan/tabah (Orang yang percaya hukum buddha harus dapat bersikap tahan/tabah. Orang yang tidak tahan jangan berharap dapat mencapai kesadaran buddha. NSI selalu dapat mengatasi krisis karena selalu mampu menahan diri)
339. Sraddha:keimanan (Dalam agama buddha NSI adalah sungguh-sungguh melaksanakan gongyo berdasarkan sraddha; percaya pada hukum gaib Nammyohorengekyo; percaya adanya sifat kebuddhaan yang dimiliki seluruh makhluk hidup, berarti memandang semua orang dengan sikap adil yang tidak memihak; percaya kepada hukum sebab akibat yang mutlak; percaya adanya martabat kejiwaan yang sesungguhnya, rasa hormat terhadap segala-galanya sebagai hakikat dari hukum gaib)
340. Hiyu toku ge no koto: berdasarkan perumpamaan memperoleh pengertian
341. Issyin tai-e: percaya yang akhirnya berubah menjadi prajna
342. Issyin toku nyu: dengan percaya dapat memasuki dan memperoleh prajna
343. Juji soku kanjin: menerima adalah mudah, mempertahankan adalah sukar, namun di dalam mempertahankan itulah terletak kesadaran
344. Tobun kasetsu: menuju tahap yang lebih maju daripada tahap sebelumnya
345. Hendoku Yaku: Merubah racun menjadi obat
346. Tenju Kyoju: Karma berat diterima dengan ringan
347. Shishu: Empat kelompok umat {1.(Bhikkhu, Bhikkhuni, Upasaka, Upasika); 2.(Kelompok pembangkit – Hokishu; Kelompok pengaruh – Eikoshu; Kelompok sesuai bakat – Tokishu; Kelompok penjalin jodoh – Ketsu-enshu)}
348. Gozoku: lima kekeruhan (kekeruhan kalpa, kekeruhan umat manusia, kekeruhan hawa nafsu, kekeruhan pandangan, kekeruhan jiwa)
349. Shitei Funi: Guru dan murid yang tidak mendua
350. Jido Bonpu: Mempertunjukkan kesetaraan sebagai manusia biasa
351. Hossyo Syinnyo no Miyako: Ibu kota kesadaran sejati (jiwa buddha yang terdapat pada dasar jiwa manusia biasa/sumber kebahagiaan yang mutlak bukanlah burada di luar jiwa manusia, melainkan di dalam jiwa manusia)
Sumber: Buku prajna pundarika, buletin, samantabadra, (terbitan NSI) serta icinen sanzen tahun 1982, 1985
———————————–
Karena hukum-nya gaib,
maka manusianya berbudi luhur,
karena manusianya berbudi luhur,
maka tanahnya menjadi subur….
(Surat balasan kepada Nanjo Tokimice)